Setelah dapat data penelitian dan selanjutnya..yahhh…diananisis, lazimnya dianalisis menggunakan statistic software, minimalisnya pakai excel, bukan kah begitu saudara..
Pada ulasan kali ini saya akan berbagi cerita mengenai takdir saya belajar si statistic tool ini. Lain halnya dengan data olahan semasa S1 hingga master di IPB saya menggunakan SAS untuk ANOVA analisis, kali ini master dan doctoral saya di Hokkaido dipaksa belajar analisis dengan R. Hmmm apa itu R…jujur selama ini saya hanya mengenal 3 statistic software yang lazim digunakan yaitu Minitab, SPSS, dan SAS, lalu ketika mengetahui analisis saya akan dilakukan menggunakan R…mulailah mencari tahu sendiri, yahh sendiri karena belajar di sini itu semuanya sendiri hehehe mungkin tidak bisa digeneralkan tapi begitulah kebanyakan mahasiswa disini kebanyakan serba sendiri. Bertanya kalau sudah give up, hehehe banyak positifnya si... Berikut poin-poin ulasan mengenai R software:
1. R adalah open source alias Gratis
Jadi, yang paling mudah membedakan R dengan statisctic software yang lain yaitu R adalah open source, alias "Gratis". Tidak butuh lisensi hanya tinggal didowload saja, berikut saya link kan laman resminya. Bisa diinstal di Windows, Mac, ataupun linux yang berbasis UNIX. Lain halnya dengan software yang lain yang etikanya ketika dipakai harus berlisensi resmi dan muahal yahhh hehehe..classic R software menurut saya agak jadul tampilannya, kalau saya sendiri install R studio karena lebih asik interfacenya, tapi kalau mau pakai R studio harus install juga R classicnya.
2. R merupakan bahasa pemograman
Kesan pertama kenalan dengan R, hahaha berasa kayak jaman SD yang dulu pake DOS yang harus memasukkan seperti comment atau coding-coding yang untuk saya sangat tidak familiar dengan bahasa pemrogaman. R dikembangkan mulai tahun 1992 oleh Ross Ihaka and Robert Gentleman[ di University of Auckland, New Zealand dan tahukah kalian kalau R itu diambil dari huruf awal nama pemngembangnya yang sekarang berkembang menjadi R development core team. Oleh karenanya, R itu adalah bahasa pemrogaman yang menjadikan belajar R itu butuh ekstra segalanya hehehe ekstra menghadapi stress menghadapi R script, dan setahun belajar berasa sudah seperti coding person hehehe..so far aman, selamet dan analisis jadi meski pake mules-mules diawal wkwkwkwk
3. R semakin sexy
Tren penggunaaan R untuk statistic software kian hari kian meningkat, berikut saya lampirkan perbandingan dengan analisis statistic tools yang lain. Survey terakhir yang dilakukan oleh KDnuggets 2016, dengan pertanyaan
What software you used for Analytics, Data Mining, Data Science, Machine Learning projects in the past 12 months?
R memimpin pooling, dengan 49% share (meningkat dari 46.9% di 2015), disusul dengan Python yang hampir menyusul R dengan 45.8% share (meningkat dari 30.3%).
Jadi, R memang lagi naik daun saudara hehehe.
KDnuggets Analytics/Data Science 2016 Software Poll: top 10 most popular tools in 2016 |
4. R mengembangkat paket-paket analisis sesuai bidang keilmuan
Aplikasinya R software itu terdiri dari paket-paket yang sesuai dengan bidang keilmuan tertentu. Misalkan saya fokus di ecological data analysis lazim menggunakan paket vegan dan sekarang lagi encourage belajar ade4 package, hehehe lagi ngebul belajar R script dan detail analisisnya. Pengalaman di penelitian saya, detail akan dibagaimanakan data kita itu ya rujukannya jurnal-jurnal referensi, tinggal di follow, minat menggunakan analisisnya tinggal ditelusuri paket analisisnya apa dan belajar detailnya bagaimana. Biasanya jurnal-jurnal juga ada yang menyediakan tutorial R scriptnya dan itu sangat membantu untuk yang self learning seperti saya.
5. R menyajikan interaktif grafik
Bosan dengan grafik-grafik biasa seperti linier grafik, biplot, di R kita bisa menggunakan grafik yang lebih interaktif. Terutamanya yang belajar data ordinansi seperti saya kalau cuma biasa aj, bakal langsung kena reject jurnal. Berikut contoh grafik-grafik interaktif yang bisa dilakukan menggunakan R. Dan yang terbaru sekarang ini bisa mengolah data yang disajikan dalam bentuk 3D yang uwaww pokoknya.
Interactive graphics in R |
Referensi di banyak jurnal, apalagi jurnal-jurnal kelas wahid kayak nature pasti menyajikan grafik yang gak biasa dan biasanya mereka memakai R, hehhehe kadang sampe ngebul kalau mikirin gimana caranya bisa bikin grafik seperti ini hehehe kebayang semakin kompleks grafik pasti R command nya makin puanjanggggg, someday, belajar pelan-pelan dulu. Jadi bukan hanya artis aj yaa..yang butuh interface cantik, tapi sebagus-bagusnya data kalau tidak menarik dalam penyajiannya yahhh sayang aja..
6. Komunitas R yang tidak terbatas
Belajar R hanya perlu internet dan laptop, 24 jam bisa konsultasi dengan komunitas yang semakin ramai di dunia maya. Dan itu sangat membantu saya, bisa survive sampai hari ini. Ada uneg-uneg tinggal ketik di mbah google aj, pasti dijawab hehehe. Dan R-blogger itu seperti magazine nya R, update dan tutorial R script ada disana.
Semoga yang sedikit ini bisa menambah kekepoan tentang R, buat saya pribadi semoga tak gentar terus belajar. Setelah belajar R saya lebih paham dengan teman-teman yang penelitiannya dengan hanya data, tidak ke lapang tp duduk dengan layar yang tulisannya huruf alien, yahh saya paham, tahu kalau itu tidak sangat mudah. Dengan keunggulan-keunggulan yang telah disampaikan di atas semoga menambah minat ya belajar R. Buat yang sudah berada di zona nyaman analisis dengan easy tools kalau mau upgrade di garis depan research tidak ada salahnya belajar lagi, reliable statistic data analysis bisa jadi gerbang pembuka menghantarkan hasil riset go international yang dengan ini akan banyak orang bisa merasakan manfaat dari hasil riset kita. Buat kita semua semangat yaaa, semoga dimudahkan.