The Health Tree As Require For Optimizing Growth
Oleh: Rifa’
Atunnisa, S.Hut
Pohon dalam hal
ini tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apabila tumbuhan tersebut dapat
melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetik terbaik
yang dimilikinya. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya mencakup pembelahan,
diferensiasi dan perkembangan sel yang normal, penyerapan air dan mineral dari
tanah dan mentranslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan; fotosintesis dan
translokasi hasil-hasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan
penyimpanan persediaan makanan untuk reproduksi (Yunasfi 2002).
Pertumbuhan dan
hasil tumbuhan tersebut bergantung pada dua faktor yaitu faktor dari dalam
yaitu internal dan faktor dari luar yang sering kita sebut eksternal. Faktor internal
dapat dikatakan menjadi dasar kemampuan suatu tanaman dapat tumbuh dan
berkembang. Faktor ini dapat dikaitkan dengan kemampuan genetiknya yang akan
berpengaruh terhadap kemampuan tanaman tersebut untuk tumbuh dalam lingkungan
tertentu (Daniel 1987). Faktor dari luar
dapat dijabarkan yaitu ketersediaan hara dan air di dalam tanah tempat tumbuhan
tersebut tubuh, dan pada pemeliharaan dalam kisaran faktor-faktor lingkungan
tertentu, seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Sesuatu yang mempengaruhi kesehatan
tumbuhan berkemungkinan besar akan mempengaruhi pertumbuhan dan kemampuan
produksinya., dan akan dapat menurunkan kegunaannya bagi manusia. Patogen
tumbuhan, cuaca yang tidak menguntungkan, gulma dan serangga hama adalah
penyebab yanga sangat umum dalam menurunkan pertumbuhan dan produksi tumbuhan.
Oleh karena itu ilmu genetika hutan dan fisiologi pohon bersama-sama membentuk
landasan terpadu yang penting bagi optimasi pertumbuhan tanaman yang sehat.
Apabila tumbuhan diganggu oleh
patogen, hama atau oleh keadaan lingkungan tertentu dan salah satu atau lebih
dari fungsi-fungsi fisiologis tersebut terganggu sehingga memungkinkan terjadi
penyimpangan dari keadaan normal, maka tumbuhan dapat menjadi sakit. Proses-proses
fisiologis pada tanaman mengontrol kuantitas neto makanan yang tersedia untuk
pertumbuhan tanaman, gerakan bahan organik dan anorganik dalam tanaman, dan
vigor relatif tanaman dalam arti status air dan haranya. Karena itu kecepatan
dan dan lama proses pokok fisiologis sangat mencirikan kemampuan relatif
tumbuhan untuk berkembang dalam lingkungannya.Karena kita berhubungan dengan
pohon-pohon yang berumur panjang dan periode pengelolaan yang mencakup beberapa
dasawarsa, maka kita perlu mengevaluasi proses fisiologis dengan terus menurus.
Pohon Resisten Terhadap Hama dan Penyakit
Menutut Husaeni (2002), salah satu cara mengurangi
ketergantungan pemakaian pestisida adalah penanaman varietas, kultivar, atau
klon tanaman resisten. Konsep penggunaan tanaman resisten dalam pengendalian
hama dan penyakit berasal dari pengetahuan bahwa kebanyakan pohon adalah
resisten terhadap hama dan penyakit yang menyerangnya. Sifat-sifat fisiologis,
morfologis, dan atau perilaku yang dimiliki suatu organisme membentuk inti
pertahanan terhadap organisme lain yang akan menyeranya (Hardi 2007). Sistem
pertahanan ini merupakan hasil dari seleksi alam. Resistensi pohon terhadap
hama dan penyakit adalah setiap sifat tanaman yang dapat diwariskan, yang dapat
mengurangi pengaruh serangan hama dan penyakit tersebut. Sifat-sifat yang
demikian merupakan corak pre-adaptif yang memungkinkan kesempatan pohon
tersebut untuk terus hidup dan berkembang biak.
Kesimpulan
Bertolak dari
pengertian tanaman sehat adalah tanaman tersebut dapat melaksanakan
fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetik terbaik yang
dimilikinya maka ada dua unsur penting yang dapat di simpulkan yaitu pentingnya
unsur genetic yang unggul dan manipulasi terhadap faktor lingkungan agar suatu
tanaman dapat secara optimum melakukan proses fisiologisnya sehingga terkatagori
sebagai tanaman sehat, dan pada akhirnya tercapai pertumbuhan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel, W dan Helms,
J. 1987. Prinsip-Prinsip Silvikultur. (Ed. Soesono). Yogyakarta:
UGM Press.
Hardi,T dan Darwiati, W. Resistensi Tanaman
Terhadap Serangga Hama. Mitra Hutan Tanaman: Vol.2 No.1 15-21.
Husaeni,E.A. 2002. Resistensi Pohon Terhadap Hama.
Fakultas Kehutanan IPB.Bogor.
Yunafsi. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Penyakit dan Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur. Fakultas
Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
No comments:
Post a Comment