Thursday, August 13, 2015

Refleksi 70 Tahun Indonesia Merdeka

Sahabat,
Ketakutan yang sesungguhnya adalah ketika menyadari potensi pribadi. Sebenarnya apa yang membedakan antara orang yang sukses dan tidak. Orang sukses itu adalah orang yang berhasil mengenali potensi diri dan mau untuk berjuang dengan potensi yang ada, karena sukses itu tidak ada yang instan. Butuh letih dan peluh untuk merasakan manisnya keberhasilan.

70 Tahun sudah Indonesia merdeka…

Sudah sampai dimana negeri ini. Sudah lebih dari setengah abad. Terus berkembang dan terus belajar mendewasakan dan beraktualisasi. Sejelek-jeleknya potret negara yang ada sekarang, saya tetap mencintainya karena itu lah satu-satunya keluarga dan negara yang dipunya. Saya rasa semua elemen bangsa ini sudah mengetahui potensi besar yang dimiliki oleh negara tercinta ini. Bahkan tidak sungkan-sungkan para petinggi NATO pun jelas mengakui kehebatan sistem pertahanan negara kita, menariknya mereka mengatakan “siapa yang berani dengan serta merta melawan militer Indonesia”.

Jenderal Tommy Franks: ”Kita pernah punya pengalaman pahit di Vietnam dan Korea, dan semua pemimpin USA sadar siapa dibalik kedua negara Asia yang pernah terlibat konflik dgn kita." "Indonesia adalah guru bagi Vietnam dan Korea Utara saat berperang melawan USA.”
Sahabat, dunia pun sudah menyadari potensi kita, ingatkah penggalan kisah sejarah saat kemerdekaan RI masih seumur jagung, saat utusan presiden Soekarno menemui KH Hasyim Asy'ari menanyakan apa hukumnya membela tanah air, hingga resolusi jihad pun dikumandangkan. Mungkin kita tidak akan pernah tau rasanya ketika darah ini mengalir demi memperjuangkan kemerdekaan. Lalu apa setelah secara de facto dan de jure kemerdekaan kita raih, sudahkah bangsa ini merdeka.

Dunia itu takut dengan semangat bela negara bangsa kita, jadi bukan itu yang mereka arah, bukan itu usaha mereka untuk menghancurkan bangsa ini. Dengan memanfaatkan segelintir jiwa-jiwa yang terlalu cinta dunia mereka menjadikan kita ciut terhadap potensi diri. Dihilangkannya rasa percara diri untuk mandiri. Dibuatnya bangsa ini selalu komsumtif terhadap barang bukan buatan sendiri. Dibuatnya tidak ada solusi lain selain impor.

Coba bayangkan jika pemerintah percaya pada bangsa ini bisa mandiri. Ketika bangsa ini diberi kepercaan untuk menjaji produsen bukan lagi target konsumen, ketika mafia-mafia importir itu ditekan untuk tidak bisa bergerak. Mungkin, ilmuan dengan banyak paten yang sudah nyaman menetap diluar negeri mau kembali dan berkarya, karena pasti, sekali lagi pasti.. mereka merindukan bangsanya, merindukan bangsanya bisa menikmati karya yang dihasilkan.

Sahabat, bukan 1 atau 2, ada banyak ratusan ilmuan di luar negeri yang lebih nyaman tinggal, bukan dinegaranya sendiri.. Kami disini merasakan komunikasi dan sinergi nyata antara pemerintah sebagai pembuat kebijakan, lembaga riset sebagai innovator, dan industri sebagai investor sehingga karya itu tidak sebatas publikasi tapi dapat berkontribusi untuk kehidupan yang lebih baik. Bukan sikut-sikutan antar berbagai kepentingan yang jelas terlihat saat ini di rumah sendiri.

70 tahun sudah Indonesia merdeka…

Semoga kita semakin percaya diri terhadap potensi yang kita miliki, dan diberikan taufik untuk berjuang dengan potensi tersebut. Ibarat kepompong, kami yang jauh tinggal dari tanah air, berikan lah kami waktu untuk menggali kemampuan diri agar saatnya nanti ketika bangsa kita tercinta sudah sadar dan kembali percaya pada kemampuan anak bangsanya, bisa lahir kupu-kupu yang cantik pengharum bangsa.

Salam Merdeka,
Sapporo, 13 Agustus 2015

No comments:

Post a Comment