Tuesday, August 23, 2011

POHON SEHAT SEBAGAI SYARAT OPTIMASI PERTUMBUHAN


The Health Tree As Require For Optimizing Growth
Oleh: Rifa’ Atunnisa, S.Hut

Pohon dalam hal ini tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apabila tumbuhan tersebut dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetik terbaik yang dimilikinya. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya mencakup pembelahan, diferensiasi dan perkembangan sel yang normal, penyerapan air dan mineral dari tanah dan mentranslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan; fotosintesis dan translokasi hasil-hasil fotosintesis ke tempat-tempat penggunaan dan penyimpanan persediaan makanan untuk reproduksi (Yunasfi 2002).
Pertumbuhan dan hasil tumbuhan tersebut bergantung pada dua faktor yaitu faktor dari dalam yaitu internal dan faktor dari luar yang sering kita sebut eksternal. Faktor internal dapat dikatakan menjadi dasar kemampuan suatu tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Faktor ini dapat dikaitkan dengan kemampuan genetiknya yang akan berpengaruh terhadap kemampuan tanaman tersebut untuk tumbuh dalam lingkungan tertentu (Daniel 1987).  Faktor dari luar dapat dijabarkan yaitu ketersediaan hara dan air di dalam tanah tempat tumbuhan tersebut tubuh, dan pada pemeliharaan dalam kisaran faktor-faktor lingkungan tertentu, seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Sesuatu yang mempengaruhi kesehatan tumbuhan berkemungkinan besar akan mempengaruhi pertumbuhan dan kemampuan produksinya., dan akan dapat menurunkan kegunaannya bagi manusia. Patogen tumbuhan, cuaca yang tidak menguntungkan, gulma dan serangga hama adalah penyebab yanga sangat umum dalam menurunkan pertumbuhan dan produksi tumbuhan. Oleh karena itu ilmu genetika hutan dan fisiologi pohon bersama-sama membentuk landasan terpadu yang penting bagi optimasi pertumbuhan tanaman yang sehat.
            Apabila tumbuhan diganggu oleh patogen, hama atau oleh keadaan lingkungan tertentu dan salah satu atau lebih dari fungsi-fungsi fisiologis tersebut terganggu sehingga memungkinkan terjadi penyimpangan dari keadaan normal, maka tumbuhan dapat menjadi sakit. Proses-proses fisiologis pada tanaman mengontrol kuantitas neto makanan yang tersedia untuk pertumbuhan tanaman, gerakan bahan organik dan anorganik dalam tanaman, dan vigor relatif tanaman dalam arti status air dan haranya. Karena itu kecepatan dan dan lama proses pokok fisiologis sangat mencirikan kemampuan relatif tumbuhan untuk berkembang dalam lingkungannya.Karena kita berhubungan dengan pohon-pohon yang berumur panjang dan periode pengelolaan yang mencakup beberapa dasawarsa, maka kita perlu mengevaluasi proses fisiologis dengan terus menurus.

Pohon Resisten Terhadap Hama dan Penyakit
Menutut  Husaeni (2002), salah satu cara mengurangi ketergantungan pemakaian pestisida adalah penanaman varietas, kultivar, atau klon tanaman resisten. Konsep penggunaan tanaman resisten dalam pengendalian hama dan penyakit berasal dari pengetahuan bahwa kebanyakan pohon adalah resisten terhadap hama dan penyakit yang menyerangnya. Sifat-sifat fisiologis, morfologis, dan atau perilaku yang dimiliki suatu organisme membentuk inti pertahanan terhadap organisme lain yang akan menyeranya (Hardi 2007). Sistem pertahanan ini merupakan hasil dari seleksi alam. Resistensi pohon terhadap hama dan penyakit adalah setiap sifat tanaman yang dapat diwariskan, yang dapat mengurangi pengaruh serangan hama dan penyakit tersebut. Sifat-sifat yang demikian merupakan corak pre-adaptif yang memungkinkan kesempatan pohon tersebut untuk terus hidup dan berkembang biak.

Kesimpulan
Bertolak dari pengertian tanaman sehat adalah tanaman tersebut dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetik terbaik yang dimilikinya maka ada dua unsur penting yang dapat di simpulkan yaitu pentingnya unsur genetic yang unggul dan manipulasi terhadap faktor lingkungan agar suatu tanaman dapat secara optimum melakukan proses fisiologisnya sehingga terkatagori sebagai tanaman sehat, dan pada akhirnya tercapai pertumbuhan yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Daniel, W dan Helms,  J. 1987. Prinsip-Prinsip Silvikultur. (Ed. Soesono). Yogyakarta: UGM Press.

Hardi,T dan Darwiati, W. Resistensi Tanaman Terhadap Serangga Hama. Mitra Hutan Tanaman: Vol.2 No.1 15-21.

Husaeni,E.A. 2002. Resistensi Pohon Terhadap Hama. Fakultas Kehutanan IPB.Bogor.

Yunafsi. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit dan Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.


No comments:

Post a Comment