Sunday, October 24, 2010

The Amazing of Tears

"Aku Haramkan Neraka Kepada Mata yang Selalu mengangis Karena Takut Kepada Allah"
(HR Ahmad dan an Nasa'i)


Mengangis merupakan sifat yang menjadi pembeda antara manusia dengan makluk lain. Banyak arti dibalik air mata yang keluar melalui kelopak mata kita. Menangis tidak hanya berkaitan dengan perasaan sedih saja melainkan juga dapat sebagai penanda kebahagiaan. Manangis adalah sifat alami yang Allah anugrahkan secara fitri kepada manusia. Ia adalah salah satu dari sekian banyak fenomena kejiwaan manusia. Dan sekarang sudah banyak diketahui beberapa faedah secara kesehatan manusia.

Berdasarkan buku dahsyatnya menangis karya Hasan bin Muhammad Ba Mu'aibid disebutkan bahwa banyak faedah dari segi kesehatan yang baik digunakan sebagai terapi kesehatan diantaranya adalah:
  1. Menangis merupakan cara alami untuk membuang unsur-unsur membahayakan dari tubuh manusia. Unsur-unsur ini diproduksi oleh tubuh saat manusia sedang mengalami keputusasaan dan ketakutan
  2. Otak bekerja mengeluarkan unsur-unsur kimia yang terdapat pada air mata yang menjadi tempat bersarangnya rasa sakit
  3. Menangis dapat menambah jumlah detak jantung dan dianggap sebagai sebuah latihan yang sangat berguna bagi sekat ronda badan, urat-urat dada dan kedua bahu. Setelah menangis, kecepatan detak jantung kembali ke asalnya semula. Hingga akan muncul perasaan tenang dan rileks
  4. Kajian yang dilakukan Dr. William Frey pada pusat penelitian mata dan air mata di Sant Pholl Rams Medical Centre menegaskan bahwa mengangis sangat berguna bagi kesehatan jiwa dan emosi kita  
  5. Para ilmuan telah melalukan penelitian terhadap air mata dan menemukan bahwa air mata mengandung 25% protein dan satu bagian dari zat besi, terutama magnesium, ini merupakan unsur racun yang bisa terbebas dari manusia saat ia menangis
  6. Air mata juga bekerja menjernihkan kornea mata dan memeliharanya dari kekeringan, ini merupakan faktor yang bisa membentu jelasnya penglihatan serta kuat dan tajamnya daya penglihatan
Kajian ilmiah menetapkan bahwa perempuan lebih banyak menangis empat kali lipat daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki kelenjar-kelenjar air mata yang bentuknya lebih besar daripada kelenjar-kelenjar air mata laki-laki. Air mata berfungsi mengeluarkan unsur-unsur racun dari dalam tubuh, maka menahan air mata berarti membiarkan tumbuhnya racun secara perlahan-lahan. Oleh karena kepekaan perasaan fitri perempuan untuk menangis lebih banyak dari kaum laki-laki, maka secara otomatis usia hidup meraka lebih panjang daripada usia laki-laki. Hal itu karena permpuan lebih bisa membebaskan diri dari prosentase racun yang keluar melalui tangisan.

Dalam kenyataannya, budaya yang telah berkembang dalam masyarakat belum bisa menerima bila seorang perempuan menampakkan perasaannya atau menangis. Hal ini dikarenakan semenjak kecil, budaya mengajarkan kepada anak-anak bahwa mengangis menandakan mereka telah kehilangan kemampuan mengendalikan diri. Menangis dikatakan sebagai 'aib' bagi seorang laki-laki. Maka saat usia dini yang ditempa oleh budaya tersebut setahap demi setahap tumbuh menjadi manusia yang mampu memisahkan antara dirinya dengan perasaanya.

Air mata adalah lautan luas yang tidak akan pernah mengalami kekeringan. Manusia tidak akan bisa hidup tanpanya. Terkadang air mata itu rasanya lezat, dan terkadang pada kesempatan lain rasanya pahit. Meskipun air mata itu hangat, namun ia bisa meringankan berbagai kesedihan, tentunya atas izin Allah swt. 
Berdasarkan paparan diatas jelas sudah bahwa air mata yang selama ini mungkin kita anggap sebagai wujud lemahnya jiwa dan hati kita ternyata dibalik rahasinya menyimpan banyak faedah bagi kesehatan dan bagi ketenangan jiwa kita. Oleh karena itu tidak ada alasan lagi bagi kita untuk menangis karena melalui menangis ketegaran itu akan kita raih, dan dalam hadisnya pun dikatakan bahwa Allah akan menutup nerakanya bagi mereka yang mengangis karena Allah. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah ketentraman jiwa kita menghadapi berbagai peliknya masalah di dunia ini.


No comments:

Post a Comment